Fakta di lapangan menunjukkan, ratusan, bahkan ribuan situs maupun media sosial menjadi media efektif dalam menawarkan aneka macam barang dagangan kepada para pengguna internet.
Walau demikian, dari banyaknya situs atau media tersebut tidak semua bisa dipercaya. Kita perlu waspada, karena hanya beberapa toko online saja yang berhasil membangun brand yang hingga saat ini memiliki banyak pelanggan. Pertanyaannya, bagaimana cara agar tidak tertipu dalam berbelanja online?
Praktisi Digital dari Manifesto, Matthew Rompas sebagaimana dikutip dari Kompas menyebutkan, memang tidak mudah membangkitkan minat para pengguna internet untuk berbelanja online. Ada beberapa factor yang mempengaruhi. Di samping, sekedar menarik minat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk berbelanja online.
"Pertama, pastikan anda itu bertransaksi di toko online yang beneran, bukan di Facebook, instagram ataupun BBM," kata Matthew di Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Alasannya, toko-toko online yang telah memiliki jam terbang dan memiliki kredibilitas yang jelas, tentu akan memiliki sistem pembayaran yang jelas dan menawarkan berbagai macam pilihan. Tujuannya, selain memudahkan para konsumen dalam berbelanja juga untuk meningkatkan kepercayaan para konsumen.
Poin kedua, para calon pembeli online juga harus memperhatikan sistem retur atau pengaduan dari toko online jika kita ingin menyampaikan keluhan. Bukan sekali dua kali terjadi saat barang yang dibeli tidak sama dengan yang dipesan. Atau, barang tersebut memiliki cacat.
"Misal kalau komplain, ada pertanggungjawaban. Kalau di Kaskus misalnya ada orang jual asli, ternyata barangnya kw, orang itu bisa langsung ganti nama," sarannya.
Kepercayaan masih menjadi hal terpenting. Paling tidak ini ditunjukkan dari hasil research yang dilakukan oleh BMI Research terhadap 1.213 pengguna internet, 36% di antaranya masih belum mau bertransaksi online. (Sumber : Kompas)