Belanja Bijak. Powered by Blogger.

Bagaimana Mensiasati Keuangan saat Harga Naik


Siasat Keuangan saat Harga Naik -- Pemerintah telah memastikan, bahwa harga BBM jenis premium diserahkan kepada mekanisme pasar. Artinya, subsidi yang selama ini diberikan kepada masyarakat sudah dicabut. Dan harga akan mengikuti harga minyak dunia.

Setelah kenaikan pertama, harga-harga barang kebutuhan pokok pun melonjak. Hal ini dikarenakan BBM sebagai komponen utama transportasi telah naik duluan. Dan tentu saja, semua akan kena imbasnya. Terutama keuangan keluarga. Lalu bagaimana mensiasati keuangan saat harga barang pada naik?

Berikut tips cara mensiasati kondisi finansial dari WealthFlow 19 Technology Inc. sebagaimana dikutip dari Republika Online :

Sebelum sampai pada pokok persoalan, mungkin perlulah kiranya kita sedikit menilik dan mengukur diri. Apakah kita sudah merasa cukup dengan penghasilan kita saat ini?

Jika hari ini penghasilan kita sebesar Rp 2,5 juta dan kita akan merasa kurang ketika ada rekan kita yang gajinya Rp 5 juta. Biasanya muncul dalam benak kita, jika bisa memiliki gaji Rp 5 juta maka masalah keuangan akan terselesaikan. 

Itu karena, kita beranggapan dengan gaji Rp 5 juta tersebut sudah termasuk besar dan BANYAK, karena hitungannya dua kali lipat dari gaji kita hari ini.

Tetapi pada sudut yang lain, ternyata rekan kita yang  gajinya Rp 5 juta tersebut sama, merasa gajinya kecil dibandingkan dengan rekannya yang lain, yang mempunyai penghasilan lebih dari sepuluh juta setiap bulannya. Dan begitu seterusnya..
Mensiasati Keuangan
Kita ulangi pertanyaan di awal tadi, sampai titik mana kita akan merasa CUKUP dengan kondisi yang ada?

Jadi baiknya kita renungkan, tidak ada yang absolut tentang kata BANYAK, karena pemahaman orang akan berbeda-beda dengan kata BANYAK. Kata kuncinya adalah CUKUP dan MENCUKUPKAN. 

Kita harus punya STANDAR CUKUP sendiri yang Anda harus buat.  

Jika gaji atau penghasilan lebih besar dari standar KECUKUPAN, maka ada kesempatan untuk mengelolanya. Dalam hal ini Menabung dan Investasi akan menjadi lebih mudah.

Jika hari ini 60 persen gaji atau penghasilan Anda untuk kebutuhan bulanan (makan, transport dan lainnya), maka ketika gaji atau penghasilan Anda naik, maka Anda harus tetap mengalokasikan kebutuhan bulanan Anda sebesar 60 persen. Sisanya bisa untuk Menabung dan Investasi untuk masa depan Anda.

Jadi, dua hal paling mendasar yang bisa Anda lakukan sekarang adalah :

1.    Konsep Cukup dan Mencukupkan
a.    Batas penggunaan pengeluaran
Rumus bakunya adalah Pengeluaran tidak boleh lebih tinggi daripada penghasilan.  Jika hal itu yang Anda lakukan maka, keuangan Anda bisa dipastikan aman. Anda sendiri yang menentukan batas penggunaan atau batas cukup pengeluaran Anda.

b.    Kelebihan dana
Jika kata CUKUP dengan penghasilan Anda, maka mempersiapkan rencana keuangan masa depan dengan penghasilan kedua, di luar dari gaji. 

c.    Kesempatan untuk mengelola keuangan
Jika hari ini Anda lebih banyak berfokus pada keinginan semata, lakukan fokus hanya pada KEBUTUHAN.  Dengan fokus pada kebutuhan maka Anda akan membuat rencana kebutuhan dan melakukan prioritas terhadap kebutuhan Anda.  Otomatis Anda bisa berhemat dari pengeluaran keuangan Anda, yang nantinya akan Anda kelola secara bijak.

2.    Konsep bukan belanja hemat tapi belanja manfaat 
a.    Barang/jasa yang diperoleh yang hanya dibutuhkan
Coba cek kembali barang-barang yang ada di rumah Anda, apakah barang-barang tersebut memang bermanfaat, ataukah hanya memenuhi isi rumah? Untuk melakukan pembelian barang atau jasa selanjutnya, apakah barang atau jasa yang di beli tersebut memang dibutuhkan?

Siasat Keuangan

Jika dengan alasan membeli hemat Anda bisa, maka poin berikutnya adalah tidak semua membeli secara hemat itu baik, ketika membeli hemat tersebut tidak bermanfaat, apalagi dengan utang, maka hal tersebut sangat tidak baik.

Membeli hemat saja tidak cukup, tetapi membeli yang benar-benar manfaat.

b. Yang produktif
Selain membeli barang yang sangat Anda butuhkan dan bermanfaat, juga harus yang produktif. Banyak rumah tangga yang sudah punya TV hari ini.  Jika Anda sudah punya 1 TV, pertanyaannya untuk apa membeli TV yang kedua dengan alasan agar tidak berebutan dengan anak-anak Anda?

Selain biaya listrik bertambah, juga bisa menjauhkan dari aktivitas kebersamaan dalam keluarga. Artinya yang produktif di sini adalah yang menghasilkan pemasukan, baik jangka pendek ataupun jangka panjang.

c. Nilainya naik
Karena masa depan adalah sebuah ketidakpastian keuangan, maka membeli barang atau jasa yang terbaik adalah BERINVESTASI. Berinvestasi tidak saja membeli tanah, rumah, emas, saham dan lain-lain yang secara nilai akan naik tetapi investasi juga bermakna investasi dari leher ke atas Anda.
Ikut pelatihan melek keuangan adalah investasi keuangan yang akan sangat bermanfaat baik untuk diterapkan di masa sekarang atau di masa mendatang.

Untuk Anda yang masih bekerja terhadap kenaikan listrik dan gas yang terjadi tahun ini dan tahun selanjutnya, maka lakukan :

1. Ubah barang konsumtif menjadi produktif
Naiknya tarif listrik dan gas (baik yang bersubsidi maupun tidak) adalah sebuah keniscayaan yang terjadi.  Artinya dari tahun ke tahun, waktu ke waktu akan selalu menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dan faktanya dari dulu selalu terjadi kenaikan.

Maka dari itu coba Anda berpikir dengan cara berbeda dengan pemanfaatan dari kedua ‘alat’ tersebut bisa untuk hal-hal yang ‘produktif’.

Untuk pemakaian listrik, jadikan biaya tersebut merupakan beban bisnis, bukan beban rumah tangga. Artinya Anda harus menganggap, bahwa biaya listrik tersebut adalah bagian dari beban bisnis atau usaha Anda, sehingga dengan potensi keuntungan yang didapatkan, beban menjadi pendapatan.

Misalnya, bisa buat bisnis online (dari listrik yang charge HP dan Laptopnya digunakan) yang menghasilkan. Listrik yang digunakan sama di malam hari, kenapa tidak digunakan untuk les atau bimbel di rumah Anda?

Untuk gas, bisa memasak makanan tanpa harus beli di luar, yang konsekuensinya adalah bisa menghemat anggaran makan. Gas yang digunakan di siang hari, kenapa tidak untuk membuat kue atau membuat kursus cara membuat kue, yang bisa menghasilkan pendapatan.

2. Ubah biaya rutin menjadi penghasilan rutinJika selama ini biaya rutin, misalnya rutin belanja bulanan, maka pola pikir yang harus terus Anda perhatikan adalah bagaimana mengubah biaya rutin menjadi penghasilan rutin. Cek kembali biaya rutin Anda, siapa tahu di sana Anda bisa berhemat dan menghasilkan uang, khususnya passive income. 

Demikian beberapa tips yang bisa dimanfaatkan untuk mensiasati keuangan saat harga-harga naik. Semoga bermanfaat dan selamat mempraktekkan! (*) (Republika Online)


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
Jadilah Konsumen yang Cerdas
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top